Kado Yang Paling Berharga Itu......

---30 Oktober 2011---
Ini hariku. Anda tau 20 tahun lalu tepat di hari ini, kedua orang tuaku dijamin tidak pernah melepaskan senyumannya. Meski mamanda tercinta awalnya pasti menitikan air mata menahan sakit yang luar biasa antara hidup dan matinya, namun tetap saja kupastikan mamanda tersenyum lekat sampai ke dalam hatinya. Lalu kakakku, aku tak tau apakah dia juga demikian atau justru ia khawatir cinta mamanda dan papanda terbagi dan tak besar lagi padanya. Tapi jika melihat ia yang sekarang, aku yakin ia juga bahagia tanpa rasa khawatir cinta mamanda dan papanda terbagi. Satu yang aku tau, tak akan terbagi-bagi menjadi porsi yang lebih kecil cinta itu yang awalnya hanya untuk mamanda dan papanda saja. Tanpa aku dan kakakku. Tapi cinta itu bertambah besar seiring hadirnya dan hadirku bukan pembagian cinta di awal dengan porsi yang lebih kecil.

---30 Oktober 2011---
Ini hariku. Ribuan hari aku bersamanya. Penuh dengan senyum dan tawa tapi pernah juga terjadi perselisihan yang membuat aku dan dia saling tak nyaman. Namun seperti biasa, hal tersebut tak akan pernah melunturkan cinta dan rasa hormat yang begitu mendalam padanya. Meski sekarang aku dan dia tak lagi menginjak tanah yang sama tapi langit yang kupandang dan langit yang dia pandang adalah langit yang sama. Tidak begitu suka dengan keadaan ini. Celakanya hal inilah yang tanpa kami sadari membuat kami belajar tentang hidup.

---30 Oktober 2011---
Ini hariku.
15:00 Aku terbangun dari tidur yang sangat kubutuhkan saat itu. Taukah kamu, aku benar-benar merasa sangat bersyukur bisa dibangunkan. Taukah kawan makna besar apa yang dapat kucerna dari kejadian itu? Ya, Tuhan kita, Tuhan semesta alam memberikan ridhoNya atas kebersamaan kita ini. Buru-buru kusambar handuk dan melompat ke kamar mandi dengan nyawa yang belum terisi sempurna setelah mati sementara tadi. Ini hariku dan aku tak ingin merusak hariku hanya karena ketiduran. Janji yang harusnya kutepati pukul 15:00 harus rela telat gara-gara ketiduran yang memang sangat aku butuhkan. Tak ada kata padam semangat jika agendanya adalah bertemu dengan keluarga besarku itu. Setelah laporan rutin pada Allah, cepat-cepat kupacu kuda besiku menembus angin yang berlawanan arah denganku.
-Sebelum pukul 16:00 di depan Hoka-Hoka Bento Surabaya Plaza-
Bergegas aku masuk dan kudapati tak ada wajah yang ku kenal di dalamnya, kecuali orang-orang yang kutau fotonya pernah terpajang di tembok sebagai pegawai paling disiplin. Kuputuskan menunggu di depan saja dengan penuh khawatir. Mungkin saja mereka sudah pulang karena aku terlambat. Ingin sekali aku menghubungi mereka tapi alat komunikasi tercanggih yang aku punya hilang kecanggihannya hanya karena tak ada sesuatu bernama pulsa di dalamnya. Aku lupa ada lagi alat komunikasi tercanggih yang aku miliki yakni hati ditambah insting yang tajam. Aku tau mereka tak akan meninggalkanku, keluarga besarku. Cukup lama aku menunggu dengan keadaan tulang-tulangku yang ingin sekali direbahkan. Aku tau mereka tak akan meninggalkanku, seketika itu aku tenang dan tetap menunggu mereka. Mataku yang masih lelah tiba-tiba berakomodasi dengan maksimum melihat sekelebat wajah yang kukenal. Yay, instingku bekerja dengan baik. Aaaah... hatiku mulai subur berbunga-bunga, berdaun-daun, dan berbuah-buah, hehe... Jika dideskripsikan, senyumku saat itu seperti bunga di musim semi, mekar dan harum (pasta gigi hahaha). Dijabatnya tanganku dengan cipika-cipiki yang jarang sekali kami lakukan. Rasanya begitu hangat membuat semua lelah menguap tanpa sisa saat melihat wajah keluarga besarku itu. Ini hariku, kulalui dengan sempurna dan dengan orang-orang yang membuat hidupku sempurna. Ribuan wejangan kudapat dari mereka. Maklumlah, meski yang paling tua tapi tingkah laku paling bocah diantara mereka hehe....

Kado yang Paling Berharga itu Mereka Keluargaku yang ditetapkan Tuhan Untukku dan Keluargaku yang dipilihkan Tuhan Untukku

Mereka semua adalah dulur-dulurku. Percaya atau tidak terselip rasa haru saat tiap kalian memanggil dengan kata "dulur-dulurku." Iki lho mereka yang aku maksud Eta Rahayu, Kifayah Jauhari, Ani Satul, Huda, Sukron, Medi, Niko Irjaya, Rifky, dan yang kemarin gak ikut acara gathering adalah Mas Boy a.k.a Pras.
Sebelum Waktu memisahkan detikku detikmu
Sebelum dewasa menua memisahkan kita
Degupan jantung kita akan selalu seirama

Post a Comment

0 Comments