Touring Silaturrahim

Postingan ini harusnya saya muat tahun 2012 lalu, tapi karena satu dan lain hal maka baru bisa diposting sekarang. Ini cara kami para mahasiswa menikmati perjalanan mengelilingi hampir separuh Pulau Jawa dalam 5 hari pada Tahun 2012.

Begini Ceritanya
Berawal dari celetukan saat menunggu antrean asistensi di lorong ruang dosen yang akhirnya menjadi kenyataan lebih indah dari yang dibayangkan.  Ya, minggu-minggu akhir perkuliahan adalah saat jantung paling nge-beat mengerjakan tugas yang batas akhir sudah di pelupuk mata. Kegemaran touring (hemat) yang biasanya kami lakukan saat selesai perkuliahan, seperti menjadi candu untuk ingin menjelajahi bumi lagi.  Sebuah perjalanan panjang 10 musafir yang dilakukan dalam 5 hari. Menjadi musafir antar kota dan antar provinsi yang selanjutnya menyusuri perjalanan tiga provinsi dengan duit secukupnya. Suzuki APV L 1280 SZ, tunggangan setia selama 5 hari yang kami dapatkan dari persewaan mobil tentunya. Touring pakai mobil? Pilihan baru yang kami lakukan biar aman saat touring di musim penghujan. Silaturrahim toring, kami menyebut perjalanan ini. Mengapa bisa begitu?   Baiklah mari kita masuk menerawang jauh saat touring lalu.
14 Januari 2012, hari sabtu pagi cerah sesuai request pada Allah saat selesai perkuliahan minggu ke-18 (apakah 18 minggu kuliah sangat membuat mahasiswa tertekan? LOL). 06:00 menunggu lama di salah satu kost teman di daerah Gebang, sesuai dengan perjanjian awal. Lama sudah sampai sekitar jam 8 akhirnya tunggangan kami datang dengan 7 orang lainnya. Tunggangan kami jadi muatan penuh karena diisi oleh 10 orang, nekat memang tapi kapan lagi bisa touring full team.  Melaju dengan pasti tunggangan tersayang menuju Malang. Rumah dua orang kawan yaitu Niko dan Medi  yang juga turut melaju dalam APV biru. Jarum jam yang diragukan kebenarannya dan ketepatannya seperti menunjukkan jam 11 dengan rintik hujan saat sampai di depan rumah Medi.  Seperti yang sudah-sudah, Malang tetap dingin ditambah rintik hujan, seperti menjadi tirai langit yang menjuntai ke Bumi. Tapi di dalam rumah tetap hangat kawan, ditengah keluarga dari kampus perjuangan dan ditengah keluarga yang membesarkan saudara seperjuangan di kampus ITS. Permulaan yang cukup menyenangkan dengan menerka seberapa menyenangkan lagi 5 hari ke depan. Setelah laporan sore pada Tuhan Semesta Alam, kami langsung bertolak ke Blitar dan bermalam di sana sebelum melanjutkan perjalanan besoknya. Hijau hijau  segar ceria, keadaan sore menjelang petang menuju Blitar. Setelah satu semester di tengah perkotaan dan berkeliling kota karena kami Planologi haha…. Saatnya kembali ke alam. Saat sampai di sana masih dalam keadaan hujan. Yang baca jangan iri ya, selain kehangatan keluarga yang sudah pasti kami dapat, kami juga dapat jaminan kesejahteraan. Sejahtera karena banyak makanan saat dijamu di dua keluarga hari pertama ini.
Surabaya – Malang – Blitar (Antar Kota Dalam Provinsi)
15 Januari 2012. Pagi buta hari kedua diawali dengan laporan pada Allah. Sudah dijamu dengan baik, saatnya bercengkerama dengan keluarga besar di dapur sederhana yang khas. Anda tahu saatnya apa ini? Yap yap, saatnya bantu-bantu memasak. Tapi berhubung saya takut merusak cita rasa, saya bantuin cuci piriang saja, hehe…. Blitar udaranya juga sejuk, di rumah kawan ini ada kolam ikannya banyak. Ada sawahnya, ada kebunnya, ada durian runtuhnya yang enaaak. Selama di Blitar, kami melekukan pembantaian masal terhadap lele dan dikubur mati-mati dalam perut. Setelahnya dan sejam kemudian, kami sudah sampai di Kediri untuk mengunjungi rumah  Rifki juga untuk melihat di keluarga seperti apa dia dibesarkan. Selepas dhuhur, kami buru-buru mengejar target sampai ke magetan tak terlalu larut karena harus singgah di nganjuk untuk mengunjungi rumah anis. Jadi, kami bersepuluh mengunjungi rumah kami dan melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Setelah dari nganjuk, perjalanan ke Magetan dimulai. Kali ini tak untuk mengunjungi siapapun, tapi ingin merasakan berlibur bersama. Objek yang ingin kami kunjungi adalah Telaga Sarangan. Bermalam di pengipanan yang Alhamdulillah murah juga.
Telaga Sarangan

Blitar – Kediri – Nganjuk – Magetan (Antar Kota Dalam Provinsi)
16 Januari 2012. Hari ketiga ini menakjubkan, tempat ini mengagumkan. Malu-malu perlahan tapi pasti, di ketinggian ini kulihat matahari terbit perlahan. Hijau hijau segar dan cerah. Bukannya ndeso tapi kutit, haha… Kami berjalan mengelilingi telaga sarangan yang lumayan luas. Beruntung air telaga penuh, jadi semakin cantik pemandangan itu. Bayangkan pemandangan alam indah yang dikunjungi orang yang lama hidup di kota, ya pasti adalah saatnya berfoto. Puas melangkahkan kaki di tempat yang indah ini, kami bersiap menuju Solo. 

Solo oh solo, numpang makan ya. Setelah menunaikan kewajiban siang di Masjid Ageng, saatnya ke Pasar Klewer. Bukan untuk berbelanja, tapi untuk mengisi perut yang berontak sejak pagi. Percaya atau tidak, ini kali pertama mengeluarkan uang untuk makan sejak petualangan kami dimulai. Sudah jauh-jauh ke Solo, tak ada salahnya kita kembali ke sejarah. Menyusuri keraton, dan mendapat cerita serta wejangan untuk mencintai sejarah dari abdi dalem. 
          Keratonnya sudah tutup, berarti saatnya bertolak ke Wonogiri, singgah di rumah tata yang juga pernah aku kunjungi tahun lalu. Peluk hangat dan ciuman dari seorang ibu memang mengalahkan dinginnya dataran tinggi yang diterpa hujan. Kebersamaan dalam rumah, bercengkerama dalam kesederhanaan. Malam ambil lelah kami yang menumpuk tinggi.
Di dalam Keraton

Magetan – Solo – Wonogiri (Antar Kota Antar Provinsi)
17 Januari 2012. Ah… tak terasa hari ini sudah masuk hari ke-empat saja. Di sini gunung di sana gunung di tengahnya ada sawah, haha… pasti ada sungai. Sudah tidak peduli jika dibilang masa kecil kurang bahagia. Meniti jalan  di tengah sawah dan turun ke sungai, main air sampai hati puas. Di sungai pun masih saja membawa kamera untuk berfoto. Sudah basah sudah kedinginan, mandi subuh pun sia-sia. Saatnya naik dan mandi lagi sebelum meluncur ke Yogyakarta kota sejuta cinta dan cerita. Sekitar pukul sepuluh pagi setelah makan, kami baru meluncur ke Yogyakarta. Just intermezzo. Apakah anda tahu mbendes? Itu keadaan tunggangan kami. Berdebu tebal, tapi tak dibersihkan malah membentuk berbagai tulisan dengan menggoreskan jari di debu itu. Masih tidak bisa membayangkan? Inilah fotonya.
Main di Sungai Irigasi di Wonogiri

Mobil Kami Bulukan haha...
Jogja oh Jogja, pukul setengah dua siang baru saja mobil kami menginjakkan roda. Menuju Malioboro dengan berbekal selembar peta wisata Kota Jogja. Hanya berjalan-jalan di Malioboro untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa jadi buah tangan dan mencari sesuatu untuk mengganjal perut yang mulai berontak. Tapi sayang sekali bung… hujan turun tak lama kemudian setelah kami menunaikan ashar di Masjid Gubernur. Cari makan dan terus gagal. Akhirnya kami memutuskan untuk ke dalam mobil saja, dan ke UGM untuk mencari makan dengan harga mahasiswa. Maghrib di masjid UGM, dan makan ditemani oleh teman-teman yang kami kenal dari UGM. Sekitaran pukul sepuluh tak mau pulang tanpa mengambil gambar, akhirnya setelah makan dan beramah tamah dengan teman-teman, kami langsung menuju tugu untuk berfoto ria. Yang ini masih biasa, tapi setelah ini ada yang tidak biasa. Sudah jam segini diragukan untuk masih bisa mendapatkan Bakpia di pasar pathuk. Dag dig dug, was was, ternyata sudah hampir tutup tempat barang yang kami buru. Sudah memohon-mohon tetap tidak bisa. Dan masnya malah mengantar kami ke pabrik bakpia. Beruntungnya kami, dapat diskon banyak haha…  hari ini membuat dompet yang tipis semakin kosong. Tak bermalam di Jogja kami langsung melanjutkan perjalanan ke Bojonegoro.
Fotonya di Tugu Jogja
Wonogiri – Jogja ( Antar Kota Antar Provinsi)
Tidur bergantian di mobil dan nyetir bergantian melewati jalur gaza yang berlubang dan bergelombang menuju Bojonegoro. Waktu menunjukkan pukul setengah empat dini hari saat kami berhenti di Pom Bensin untuk istirahat. 18 Januari 2012. Hari ke empat dini hari menunaikan sholat subuh di mushola pom bensin yang sudah memasuki Bojonegoro. Pukul setengah lima, ini adalah kali pertama bertamu di rumah orang di waktu yang sangat pagi. Bojonegoro, ini rumah Huda. Disambut dengan baik dan ramah oleh seorang ibu, ya tentu ibunya Huda dong. Lelah karena perjalanan semalaman, akhirnya kami pergi kea lam mimpi sampai menjelang siang. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami mengisi perut dulu dengan makanan yang sudah disiapkan ibunya. Ya, hari ini adalah hari terakhir touring kami. Berbekal peta Pulau Jawa kami menyusuri jalanan di tiga provinsi. Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan akhirnya kembali ke Jawa Timur dengan Bojonegoro, Gresik rumah Kiki, dan Surabaya sebagai tujuan akhir.
Jogja – Bojonegoro – Gresik – Surabaya (Antar Kota Antar Provinsi)
Mengungkap rahasia seru dibalik touring, adalah biaya yang kami keluarkan serta desak-desakan di dalam mobil (sewaan) tercinta. Rincian biaya bersih yang kami keluarkan:
·         Sewa Mobil 5 hari                               Rp  1.150.000
·         Bahan Bakar Minyak 5 hari                  Rp     450.000
·         Penginapan di Sarangan 1 malam           Rp     150.000 (Kamar ukuran besar dan kecil)
Total                                      Rp  2.000.000 dibagi 10 orang
Jadi setiap orang dari kami menyumbang 200ribu untuk sesuatu yang menyenangkan lima hari ini. Tentu saja sangat terjangkau karena ada keluarga dari teman-teman yang baik hati. Dan tahu sendiri lah, untuk makan kami Alhamdulillah diberi oleh keluarga teman-teman. Berpetualang seperti ini menarik untuk dicoba, mengunjungi keluarga dari orang-orang yang sudah berjuang bersama di kampus perjuangan ITS tercinta. Ssssttt... Maaf fotonya sedikit saja ya :D

Ada rindu dari tiap jengkal detik yang terlalui
Ada kasih dari tiap tingkah yang tercipta
Ada hangat dari tiap tawa yang terdengar
Ada kenangan yang tercipta dari manis dan pahit langkah kita.
Mari berbagi rindu, kasih, hangat, dan ciptakan kenangan bersama yang lain :D

Dan....
Ada kesan, cinta, dan kagum dari tiap Ibu yang kutemui. Sosok Ibu yang selalu berhasil membuatku kagum :)

Terima kasih untuk Surabaya, Malang, Blitar, Kediri, Nganjuk, Magetan, Solo, Wonogiri, Jogja, Bojonegoro, dan Gresik yang menjadi tempat untuk langkah kami mengukir kenangan dan rindu.
Syukur tiada tara kami persembahkan untuk Tuhan Seluruh Alam yang telah menciptakan Bumi yang begitu indah, yang telah memberikan kesempatan untuk kami merasakan indahnya kebersamaan dalam kesederhanaan.


Sebelum waktu memisahkan detikku detikmu
Sebelum dewasa menua memisahkan kita
Degupan jantung kita akan slalu seirama.


Post a Comment

2 Comments

  1. Salam.

    Wah seru ya, sayang tidak bisa menemani saat di Jogja.
    Mau deh jadi guide kalau cocok waktunya.

    Salam sehati

    ReplyDelete
  2. wah saya sih 2 bulan lalu tinggal di Jogja, jadi ya Alhamdulillah hafal DIY. hehe...
    Salam.

    ReplyDelete