My Life As An Ingress Agent: Komunitas Enlightened Surabaya



AS07  November11, begitulah nama grid yang mengenai wilayah Surabaya dan Sekitarnya. Dan karena ini adalah game mass multiplayer – augment reality jadilah terbentuk sebuah komunitas untuk bekerja sama menguasai wilayah, ya komunitas Enlightened Surabaya. Tentu awalnya komunitas ini terbentuk karena kesamaan latar belakang tapi dalam perjalanannya memuat banyak cerita. Saya tidak tahu kapan tepatnya mereka membentuk komunitas ini. Sedangkan saya sendiri bergabung dengan mereka baru akhir tahun 2014.

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.

Foto kiriman D Indah Nurma (@dindahnurma) pada

Seperti yang saya ceritakan di post pertama mengenai hidup saya sebagai seorang agent, saya disambut hangat di komunitas ini. Setiap seminggu sekali di hari jumat selalu mengadakan pertemuan rutin di tengah kota untuk menunjukkan eksistensi dan mengajari agent baru bagaimana cara bermainnya. Tapi selain itu juga kapanpun kami ingin berkumpul ya tinggal datang ke mabes. Whoah... Time flies, jadi teringat mabes awal kami di daerah klampis (sekarang sudah pindah sih). Mabes itu Markas Besar, iya tempat berkumpul kami biasanya. Lalu Mabes Klampis bentuknya seperti apa? Bangunan penuh perlengkapan perencanaan menguasai wilayah? Tidak, mabes kami adalah tempat dimana perutmu tidak akan pernah kelaparan (selama ada duit), tempat dimana bisa nonton tv gratis, tempat dimana bisa memesan kopi sampai mata tidak bisa terpejam. Tertebak? Yap warung kopi, bukan kafe tapi warung di pinggir jalan yang pemiliknya juga mahfum kami memainkan apa.

Let me fly to that time. Meskipun beberapa bulan bergabung di komunitas ini tapi pergi ke mabes justru sekitar awal tahun 2015. Waktu itu sore menjelang maghrib dan langit akan hujan. Salah seorang agent mengiming-imingi saya untuk datang ke mabes karena sedang ramai dan banyak pemain baru. Ya langsung saja ke sana pakai gamis daster dan jaket, haha... Awal tahun dan bertemu banyak orang baru. Ah so memorable, mabes Warung Cak To.
Hampir Full Team ENL SBY di Warung Cak To

Lalu apa saja yang komunitas ini lakukan di mabes? Tentu saja kami berkumpul sambil pegang ponsel melakukan ritual farming alias bertani memetik semua item yang diperlukan untuk bermain. Kalau sedang bosan ya kami tutup ponsel lalu mengobrol seperti manusia normal. Haha... Kalau orang lain lihat kami berkumpul dan sibuk main ponsel pasti sedih dikira kami antisosial padahal itu cara kami bekerja sama. Jika tidak, mana mungkin cerita dalam komunitas ini bisa seerat persaudaraan?

Saya kira hidup dalam komunitas pemain game akan selalu disibukkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan Ingress saja. Ternyata tidak, selama di sini saya belajar bagaimana menghargai perbedaan, apa itu pertemanan, apa itu persaudaraan. Tak hanya melakukan sesuatu untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain di sekitar agar mereka tahu bahwa kami tak hanya gemar bermain tapi juga masih peduli pada sesama. Pada tahun 2014 dan 2015 kami melakukan kegiatan bagi takjil di bulan Ramadhan. Di tahun 2015 juga turut serta dalam blood donation yang diselenggarakan serentak dengan negara-negara lain. Tak hanya itu komunitas ini juga luar biasa dalam peduli pada sesama teman.

Jadi apa yang kalian selalu rindukan dari kebersamaan dengan komunitas Ingress kalian?


Post a Comment

0 Comments