My Life As An Ingress Agent: Unexpected

Dari kehidupan bersosial dan berkomunitas di Enlightened Surabaya, saya temukan beberapa hal yang memang biasanya terjadi dalam komunitas dan sunngguh tak pernah terbayangkan akan mengalami hal serupa. Hal apa itu? Yaaa salah satunya adalah tentang cinlok :3 Iya cinlok yang itu bukan yang makanan (cilok keleus). Beberapa orang dalam komunitas mengalaminya dan setelah saya usut itu karena mereka melakukan OPS bersama. Fyuh.... Sedikit lega karena dari riwayat OPS yang saya lakukan tidak bersama orang yang berpotensi jadi cilok eh cinlok. OPS pertama dan satu-satunya ke lapangan bareng om-om dan dedek-dedek gemes. Mana mungkin kan ada yang potensial dan saya juga memasang tameng agar tidak sampai terlibat dalam urusan seperti itu.

Tapi berubah sejak negara api menyerang. Haha... Pertahanan yang sedemikian terpasang perlahan runtuh tanpa orang lain tahu. Entah sejak kapan pastinya saya juga enggak ingat. Umm... Ingress, saya tidak tahu kalau akan punya cerita seperti ini. Padahal niat awal hanya ingin bermain. Umm... bahkan saya tidak tahu harus dimulai dari mana. Dan lagi karena cerita ini saya tulis tanpa sepengetahuan yang bersangkutan jadi... Tolong jangan marah, karena memutuskan menulis soal ini di sini juga tidak mudah. Hehe... Kalau tidak berkenan nanti saya turunkan lagi tulisan ini ke draft. 

Tidak seperti dugaan orang-orang yang mengenal saya. Saya malah berhenti pada seseorang yang betah belama-lama main game, bukan seorang tukang jalan selama ini mereka prediksi. Ada apa dengan Ingress sampai terjadi hal yang seperti ini? Di luar sana juga entah berapa banyak yang mengalami hal seperti kami. Tapi yang terjadi di antara kami justru bukan karena sering bertemu. Ini aneh dan benar-benar tak terduga. Yasudah saya menyerah saja, toh saya menyerah pada orang yang tepat :) 

Lalu untuk mas Hafiidh aku punya sesuatu untuk dikatakan, sebenarnya lebih banyak dari ini tapi kapan-kapan saja kalau bertemu.

Mas,dari sisiku sendiri dan seingatku, tidak ada agent lain yang tahu kalau di antara kita terjadi sesuatu. Enggak tahu lagi kalau darimu. Waktu itu bahkan aku takut terlalu terbawa perasaan. Namun perlahan tapi pasti aku malah tanpa izin ingin membersamai segala kekuranganmu. Lalu lama-lama aku berani mengajukan namamu untuk jadi bagian hidupku. Mungkin jika orang lain yang melihat tentang kita akan mengatakan perjalanan kita selalu baik-baik saja. Tapi sungguh cuma kita yang tahu bagaimana rasanya.

Mas, aku sudah tak punya kriteria lelaki idaman saat kamu menyembutku dan aku memberanikan diri untuk menunggumu. Aku benar-benar tanpa apapun yang patut dibanggakan untuk bisa membersamaimu menjalani sisa hidup. Setidaknya itu yang kurasakan. Oleh karena itu, kamu dan dukunganmu sangat berharga untukku berusaha yang terbaik agar jadi wanita baik-baik. Jujur aku takut memulai hal semcam ini. Tapi aku percaya kamu lelaki baik-baik yang tak akan membiarkan waktu saling menunggu kita ini menjadi sia-sia. Aku selesai, aku berhenti. Maksudku bukan tentang menyerah menunggumu. Tapi aku selesai mencari dan langkahku benar-benar berhenti padamu.

Hal ini benar-benar di luar dugaanku. Entah game ini yang terlalu realistis atau ini memang takdir? Anggap saja takdir yang memilihkan jalannya. 

Post a Comment

2 Comments