5 Hal Tentang Film Indonesia Menurut Saya

Picture by me

Beberapa tahun belakangan film Indonesia sedang bagus-bagusnya. Yaa setidaknya menurut saya yang belakangan ini pergi ke bioskopnya buat nonton film Indonesia. Maklum lah... nonton bioskop saya anggap jadi bagian dari refreshing meskipun orang-orang di luar sana banyak yang teriak "jangan ke mall aja, Indonesia itu indah dan luas." Iya saya sudah tau mbak mas sekalian, Bagi orang seperti saya yang hidupnya di tengah hiruk-pikuk perkotaan, menyegarkan pikiran salah satunya bisa dengan pergi ke bioskop, selain ke taman atau tidur di kamar yang tenang tentunya. Nah kira-kira beginilah yang ada di pikiran saya soal menonton film Indonesia.

Akhir-akhir ini film Indonesia banyak yang adaptasi dari novel

Source: http://nasional.sindonews.com/

Mulai dari Laskar Pelangi, Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, 5 cm, Habibie Ainun, sampai sederet novel karya Asma Nadia berhasil membuat decak kagum para penontonnya. Saya ingat betapa antusiasnya saya mengajak adik saya waktu itu untuk menonton film Laskar Pelangi, yaa tentu saat saya masih muda belia dulu. Hehe... Dan film Ketika Cinta Bertasbih yang datang tepat waktu dengan masa puber seakan jadi penyelamat dan motivasi. Lalu Novel Assalamualaikum Beijing yang alurnya memukau saya jadi penasaran juga dengan film adaptasinya. Masih banyak lagi film-film adaptasi novel yang saya tonton. Kalian film adaptasi dari novel yang paling disukai apa?


Kemudian penonton yang sudah membaca novelnya akan bilang "masih lebih bagus di novelnya" atau "visualisasinya enggak seperti yang kita harapkan"

Saat sountrack ending film dimulai dan kredit film muncul lalu lampu teater dinyalakan tak jarang saya mendengar penonton di kanan kiri saya bilang kalau filmnya enggak seperti yang mereka harapkan lah atau lebih bagus di novel daripada di film. Hei sob, ini adalah adaptasi film yang tak melulu sampai 100% mirip seperti di novel. Yang penting esensi yang ingin disampaikan pada novel berhasil dirangkum dalam visualisasi sebuah film. Tapi memang perlu sih koordinasi yang baik antara penulis novel dengan tim pembuat film agar didapatkan hasil film yang benar-benar seperti sensasi membayangkan tiap adegan ketika membaca novelnya. Dan yaaa, itu dia... imajinasi setiap orang ketika membaca novel itu tidak sama satu sama lainnya. Jadi ketika disajikan dalam bentuk film dan ada yang kurang menurut kita, itu adalah hal yang wajar. 

Sebelum ini film Indonesia pernah melulu soal horor yang berbau gitu-gitu
Yang ini entah saya di waktu kelas berapa yang jelas di televisi saya melihat promo film horor berbau "gitu-gitu" berseliweran. Saya sih tidak pernah menonton karena selain tidak suka horor, saya bukan anak gaul yang main ke mall (lebih suka ngegame), dan yang perlu diketahui waktu itu belum 17 tahun. Haha... Jadi apakah di antara kalian ada yang mengikuti era film Indonesia yang ini? Adakah judul film yang direkomendasikan? Atau malah gara-gara ini kalian sampai saat ini jadi enggan menonton film Indonesia?

Setiap kali mau nonton film Indonesia ke Bioskop pasti ada aja yang bilang "ga usah nonton di bioskop, bentar lagi juga tayang di televisi."

Nonton Film Indonesia itu nanti aja, bentar lagi tayang di televisi
Pernah enggak ada yang ngomong gitu ke kalian? Atau kalian salah satu yang punya prinsip itu? wkwkwk... Kadang sebagai anak kekinian, saya sebelum nonton ya update di sosmed dulu dong mau nonton. Misalnya nih nonton "Akhirnya Assalamu'alaikum Beijing Tayang juga. Ntar mau nonton ah." lalu tiba-tiba ada yang komentar "itu film Indonesia ya? Paling bentar lagi juga diputer di televisi." Kalau kalian sebel enggak sih dikomentari begitu? Jujurly saya sih sedih. Bukan sok jadi penyelamat perfilman bangsa sendiri tapi emang beneran lho kalau bukan kita yang mengapresiasi siapa lagi? Makin banyak film berkualiatas yang kita tonton ya nanti ke depannya saya yakin bakal banyak pelaku usaha perfilman yang memproduksi film-film lebih bagus. Emangnya situ gak mau punya film karya anak bangsa yang membanggakan di kelas mancanegara? Saya sih niatnya ke situ. Yaa emang dasar saya yang tukang mikir panjang aja sih. 

Lalu untuk kalian yang suka nonton di tv aja alasannya apa? Selain alasan bioskop yang susah terjangkau daerah kalian lho ya.

Dan kemudian benar. Tidak lama setelah pemutaran di bioskop kemudian berulang kali diputar di televisi.

Tadaaaa, ternyata benar. Tidak lama setelah itu film-film tersebut tayang di televisi. Apalagi kalau ada perayaan hari besar apa gitu. Film yang satu tema dengan hari tersebut biasanya yang laris manis diputar di tv. Antara senang bisa nonton lagi dan nyesek. Kadang juga terpikir bagus lah, teman-teman yang di daerahnya tidak ada atau jauh dari bioskop akhrnya bisa menonton juga film yang mereka tunggu-tunggu. 

Setelah selesai baca undang-undang tentang perfilman tapi ya enggak sampai ke peraturan menteri sih yang mengatur lebih lanjut beberapa pasal di dalamnya, saya belum nemu sebaiknya jarak dari selesai tayang di bioskop dan bisa diputar ti televisi itu berapa bulan atau berapa hari. Ada yang bisa menjelaskan saya tentang ini? Hehe...

Jadi selamat Hari Film Nasional. Ayo ke bioskop. Jangan ragu nonton film dalam negeri. Dan jangan lupa menonton sesuai usia kalia ya...

Post a Comment

7 Comments

  1. Kalau saya juga suka film indo.bukan karna gak mau nonton di bioskop tapi karna keadaan kali ya..

    ReplyDelete
  2. Hampir semua atau bahkan semua yak, film yang diadaptasi dari novel sekalu tidak sesuai dengan ekspektasi pembacanya hihihi. Yaaa kalo ngeplek dengan novel ya durasi filmnya nggak mungkin 2jam yak :D

    Selamat Hari Film Nasional ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buatku yang hampir puas itu adaptasi dari 99 Cahaya di Langit Eropa :D

      Delete
  3. Film Indonesia emang agak kasihan juga ngeliatnya. Pangsa pasarnya belum percaya penuh atas film2 produksi dalam negeri.

    Doel
    doel.web.id

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maka dari itu pihak rumah produksi gencar melakukan promo dan sebagai pendukung film dalam negeri juga punya peranan untuk membangkitkan perfilman dalam negeri.

      Delete
  4. Film Indo kebanyakan adaptasi dari novel ah, kurang pede kali ya klo langsung pake originalitas penulis scipt

    ReplyDelete
  5. seumur-umur belum pernah nnton film di bioskop.
    sekali nnton film di laptop jarang bnget nnton film Indonesia

    ReplyDelete