Mengunjungi Markas Komando Armada Timur

Di Ujung KRI Dewaruci
Foto Oleh: D. Indah Nurma

Mengunjungi Markas Komando Armada Timur (Mako Armatim) di Ujung, Surabaya bagi sebagian orang yang tidak memiliki hubungan kerabat dengan prajurit TNI adalah hal yang sangat istimewa. Begitu pun dengan saya yang dalam sejarah keluarga belum ada yang jadi TNI, eh dulu pernah hampir punya ipar TNI AL tapi enggak jadi, yasudahlah. Setelah gagal mengunjungi armatim di peringatan HUT TNI ke-69 lalu, saya kembali diusik oleh Ruddin teman saya. Mentang-mentang hari Armada sudah dekat yang jatuh tanggal 5 Desember, dia terus-terusan menanyakan saya kapan peringatannya. Alasannya tidak lain agar kami bisa mengunjungi Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya) dan lihat Kapal Republik Indonesia (KRI). Mulai dari tanya sana sini, googling dengan berbagai kata kunci, lalu malah akhirnya nemu artikel di situs bola tentang kegiatan Naval Base Open Day 2014 yang diselenggarakan tanggal 30 November 2014 dalam rangka Hari Armada.
Kapal-Kapal Perang RI
Foto Oleh: D. Indah Nurma
Tanpa banyak pertimbangan dan karena sudah sangat ditunggu akhirnya saya dan Ruddin memutuskan untuk datang. Kami menyebutnya kunjungan militer, haha. Awalnya mau barengan sama Niko lalu dia batal, terus teman lain katanya mau ikut tapi malah gak ada kabar waktu hari H. Oke minggu pagi hari yang saya tunggu-tunggu datang, saat akan memakai sepatu terdengar suara mesin Vixion di depan pagar rumah. Yaelah sampe hapal banget suara mesin motor Ruddin, haha. "Pak, Indah mau saya culik dulu." Eh lah pamitnya antik. Sssttt sebenernya saya ini gak tau jalan ke Armatim kalo lewat jalan sebenarnya, saya cuma tau kalo lewat dalam perumahan dinas TNI AL di Bulak Banteng sana. Ahaha wong Suroboyo apaan aku ini, yasudahlah Suroboyo kan gede banget jadi wajar kalo gak hapal (alesan). Kuda besi bernama vixion itu pun akhirnya dipacu Ruddin lewat rute saya itu, ehehe gak ada yang tau jalan. Tapi toh akhirnya nyampe juga dan pas lihat Monjaya langsung mata berbinar seperti lihat emas segudang haha. Akhirnya aku mengunjungi Markas Komando Armada Timur (Mako Armatim), bisa foto-foto nih tapi malu karena barengan sama Ruddin. Kan saya cenderung pemalu kalo ada cowok, halah...

Pagi itu suasana Mako Armatim tentunya riuh sekali karena kabarnya jumlah peserta fun bike adalah yang terbanyak di Surabaya. Mulai dari orang-orang seperti saya dan para keluarga anggota TNI tumplek blek di sana. Saya langsung membayangkan bagaimana suasana sehari-harinya pasti nampak damai kalo dipakai berfoto. Asli bung saya bahagia banget lihat kapal-kapal diparkir. Petualangan narsis pun dimulai saat bertemu KRI Dewaruci. Dan ternyata Ruddin bisa diajak narsis ria haha... Saya tidak akan menceritakan sejarah mengenai KRI Dewaruci karena kalian pasti sudah tahu atau bisa cari tahu di tempat lain. Yang jelas ini adalah kapal layar yang mengagumkan dengan tiang-tiang layar yang diberi ukiran khas Indonesia. Saya langsung membayangkan bagaimana rasanya berlayar. Saya sangat suka kapal dan berharap suatu saat bisa melakukan pelayaran yang jarak tempuhnya adalah hari bukan jam. Alasan kenapa saya menyukai kapal dan berlayar adalah karena rasa sabar, syukur, ikhlas, dan penuh tanda-tanda bahwa Allah itu Maha Besar dan Maha Kuasa. Di laut itu kalau bukan sama Allah mau berpegang pada siapa lagi? Laut yang begitu ganas dan badai yang bisa merenggut tanpa sisa tapi Allah menaklukan lautan itu bagi manusia. Masya Allah... Ya begitulah dasarnya mengapa saya mengagumi kapal dan laut. Diantaranya seperti yang terdapat di Al-Quran surat Yunus ayat 22, Luqman 31, dan masih banyak lagi.
Tiang Layar KRI Dewaruci
Foto Oleh: D. Indah Nurma

Ukiran Tiang Layar KRI Dewaruci yang Mempesona
Foto Oleh: D. Indah Nurma
Saat itu acaranya selain fun bike juga ada open ship dimana para pengunjung berkesempatan menaiki dan melihat-lihat kapal perang yang dimiliki oleh TNI AL kita dan juga pameran alat utama sistem pertahanan (alutsista). Kapal perang lainnya yang dipamerkan adalah KRI Usman Harun yang beberapa waktu lalu sempat menjadi pembahasan serius oleh Singapura. Negara tetangga kita nggak terima tuh atas penamaan kapal perang baru kita. Katanya sih menyinggung luka lama mereka. Googling sendiri aja deh ya gaes tentang kontroversi itu. Lalu berbersandar sejajar dengan KRI USH adalah KRI Bung Tomo. Di kapal-kapal ini kita bisa berkeliling menikmati kecanggihannya tapi enggak bisa masuk ke dalam. Kata salah satu petugasnya boleh masuk kalau kita keluarga TNI atau pacarnya TNI. Lha masa saya harus punya gebetan TNI dulu pak baru boleh masuk ke ruangan-ruangan di dalamnya? Yang benar saja, aturan macam apa ini? Huh. Yasudah pokoknya dapat foto bareng sama awak kapal Mas Ricky. Dan kata orang setelah melihat foto itu wajah kami mirip, jangan-jangan..... hahaha.
Maap bagi yang merasa keluarganya, saya cuma poto bareng hehe.
Foto Oleh: Ruddin
Turun dari kapal-kapal perang itu kami melihat kapal lain yaitu KRI dr. Soeharso. Kapalnya besar sekali yang jelas geladaknya super luas. Dan ternyata geladak yang super luas itu bisa mengoperasikan dua buah helikopter sekaligus.Kapal ini juga dilengkapi dengan sebuah hanggar untuk menampung satu helikopter lagi. Sesuai dengan namanya, kapal ini berfungsi sebagai kapal rumah sakit yang memiliki 1 ruang UGD, 3 ruang bedah, 6 ruang poliklinik, dan 2 ruang perawatan yang masing-masing memiliki 20 tempat tidur (sumber: wikipedia). Iya bro wikipedia sumbernya, soalnya kami enggak masuk kapalnya karena antrean yang panjang. Jadi kami cuma lihat dari luar dan dari atas Monjaya. Bersamaan dengan kami lihat-lihat bagian luar kapal ini ada para peserta lomba renang yang finish. Tau enggak kalau lomba renangnya ini adalah lomba renang Selat Madura. Heleh gak bisa ngebayangin itu bahu bakal jadi selebar apa setelah renang. Waktu saya lihat ternyata para peserta pakai fins, mask, dan snorkel. Jadi berminat ikutan kalau tahun depan ada lagi dan gak finish gak apa-apa deh, hehe... di tengah-tengah melambaikan tangan pada boat yang mendampingi.

Ruddin dan Monjaya
Foto Oleh: D. Indah Nurma
Kita tinggalkan sejenak kecanggihan kapal-kapal perang kita dan beralih ke monumen yang menjadi daya tarik dari Armatim, yaitu Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya). Monjaya ini adalah monumen berupa patung seorang Perwira TNI AL dengan memakai Pakaian Dinas Upacara yang gagah menghadap ke laut dan ditopang oleh bangunan setinggi 29 meter. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan para penerus bahwa nenek moyang kita adalah pelaut yang berhasil menjelajahi dunia. Jalesveva Jayamahe sendiri memiliki makna di laut kita berjaya. Monjaya selain menjadi monumen juga memiliki fungsi sebagai mercusuar. Di dalam bangunan yang menopangnya berfungsi sebagai museum yang menyimpan sejarah kelautan dan TNI AL. Dari jauh Monjaya terlihat sangat mencolok dan jika kapal melintasinya akan seperti melintasi Patung Liberty di New York, ya setidaknya itu yang saya bayangkan hasil dari menonton Titanic haha/ Menaiki bangunan untuk ke atas Monjaya ternya menyadarkan saya bahwa saya sudah tua eh atau saya jarang olahraga? haha yang jelas energi saya tidak segarang waktu menaiki Mercusuar Sembilangan yang 18 lantai itu. Tapi Ruddin berhasil menghibur saya dengan mengatakan pasti rasanya capek karena tadi awalnya kami sudah berkeliling kapal dulu. Masuk akal juga haha... Di atas kami bisa melihat kapal-kapal yang gagah itu lagi dan juga tentunya kapal-kapal Pelabuhan Tanjung Perak. Dari atas juga makin terlihat bagaimana riuhnya pengunjung acara naval Base Open Day ini. Itu berarti masyarakat memang tertarik dengan bagaimana keadaan markas prajurit pembela tanah air kita. Selain Monjaya ini sebenarnya masih ada Fleet House dan lain-lain yang bisa dikunjungi. Hanya saja waktu itu kami sudah lelah untuk melanjutkan langkah. Semoga ada kesempatan lagi buat bisa berkunjung ke Armatim.

Ternyata Armatim mampu menambah kekaguman saya terhadap kapal dan lautan. Tidak salah jika saya mengunjunginya. Meskipun menarik, kita tidak bisa mengunjungi Armatim sesuka hati kita karena jika selain di acara seperti ini pengunjung harus meminta ijin terlebih dahulu. Seringnya sih anak-anak sekolahan yang mengujungi Armatim. Nah kalau saya? Siapalah saya ini haha. Selain pengen ikut lomba renang Selat Madura, saya juga jadi ingin sertifikasi selam di Dislambair saja, hehe. Yang jelas kurang apa TNI AL kita? Mereka hebat seperti nenek moyang kita yang seorang pelaut itu. Ghora Vira Madya Jala Jales Veva Jaya Mahe, Selamat Hari Armada RI 2014.

Monjaya
Foto dan Edit Lebay Oleh Saya


Post a Comment

0 Comments