OYPMK Bisa Mendapatkan Kesempatan Kerja Yang Setara

 


Tanggal 15 Juni 2021 kemarin saya menyimak Talkshow Ruang Publik KBR bersama NLR yang membahas tentang Memberi Kesempatan Kerja Bagi Disabilitas dan Orang Yang Pernah Mengalami Kusta. Dalam kesempatan tersebut para pendengar mendapatkan informasi yang luas mengenai stigma masyarakat terhadap Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK), kesempatan kerja untuk mereka, dan bagaimana upaya untuk memberikan kesempatan kerja yang setara bagi mereka.

Narasumber dalam talkshow kali ini ada tiga, yaitu:

  • Angga Yanuar – Manager Proyek Inklusi Disabilitas NLR Indonesia
  • Zukirah Ilmiana – Owner PT Anugerah Frozen Food
  • Muhammad Arfah – Pemuda OYPMK

 

Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih jauh, Pak Angga Yanuar selaku Manajer Inklusi Disabilitas NLR Indonesia memberikan informasi yang cukup mengejutkan bagi orang yang awam terhadap kusta. Beliau menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-tiga di dunia untuk kasus kusta setelah India dan Brasil.

 

Kusta merupakan penyakit yang disebabkan oleh mycrobacterimu leprea yang menyerang kulit dan jaringan saraf perifer serta mata dan selaput yang melapisi hidung bagian dalam. Penyakit Kusta jika tidak segera ditangani dengan tepat dapat menyebabkan disabilitas pada penderitanya. Karena itu banyak dari OYPMK yang terganggu saraf motorik dan sensoriknya yang mengakibatkan geraknya terbatas seperti kesulitan berjalan.

 

Stigma Masyarakat Terhadap Penderita Kusta

 


Banyak di antara masyarakat yang masih mendiskriminasi penderita kusta maupun OYPMK. Masyarakat sering menjauhi dan merundung para penyintas kusta. Pak Angga menyatakan bahwa biasanya masyarakat menjauhi penyintas kusta karena menganggap mereka bisa menularkan penyakit padahal tidak sama sekali. Ditambah dengan OYPMK yang mengalami disabilitas yang tampak oleh mata, kebanyakan masyarakat menjauhi mereka. NLR juga memiliki fokus untuk mengubah stigma internal, yaitu stigma yang berasal dari diri OYPMK itu sendiri.

 

Mas Arfah sebagai OYPMK membagikan pengalaman mengenai stigma masyarakat saat menjalani pengobatan kusta. Beliau bercerita bahwa beliau mengalami kusta saat masih duduk di bangku SMP dan banyak mendapatkan omongan tidak menyenangkan dari teman sebaya yang mengakibatkan trauma dan menurunnya kepercayaan diri.

 

Pandangan-pandangan tidak menyenangkan masyarakat terhadap OYPMK juga masih ada di masyarakat luas termasuk dalam dunia kerja. Hal ini berpengaruh dalam kesempatan OYPMK untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang sama seperti orang lain. Oleh karena itu kita harus menambah pengetahuan mengenai kusta agar bisa menghentikan pandangan buruk terhadap OYPMK.

 

Proyek Inklusi Disabilitas NLR Indonesia

 


NLR merupakan organisasi non-pemerintahan atay LSM yang mendorong pemberantasan kusta dan inklusi bagi disabilitas termasuk akibat kusta. Upaya yang dilakukan NLR di antaranya adalah mencoba untuk meningkatkan penerimaan dan kepercayaan diri dari OYPMK dan membekali dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Selain itu NLR juga berupaya untuk meingkatkan kualitas komunikasi dan kemampuan interpersonal.

 

Untuk mewujudkan inklusi tersebut Pak Angga menjelaskan bahwa NLR memiliki program magang pada bulan Juli dan Agustus tahun 2021. Program ini juga memiliki tiga bidang yang akan diajarkan kepada OYPMK.

 

  • Mengajarkan mengenai manajemen, perencanaan, pengelolaan proyek
  • Mengajarkan mengenai administrasi dan pengelolaan keuangan
  • Melatih mobilisasi sumber daya dan penggalangan dana

 

Bidang-bidang tersebut merupakan skill dasar yang harus dimiliki untuk mempersiapkan OYPMK dalam memasuki dunia kerja. Meningkatkan kemampuan di bidang-bidang tersebut dapat membangun kepercayaan diri sehingga tidak lagi merasa kecil berada di tengah masyarakat.

 

Menyediakan Lingkungan Kerja Yang Ramah OYPMK

 


Selain upaya NLR untuk memberikan berbagai pelatihan kemampuan dan program magang bagi OYPMK, lingkungan kerja juga diharapkan bisa menyesuaikan agar bisa aman dan ramah. Zukirah Ilmiana selaku pemilik dari PT Anugerah Frozen Food juga berbagi mengenai perusahaannya yang menerima OYPMK sebagai salah satu karyawannya. Mbak Zukirah menyatakan bahwa beliau dan SDM lain di perusahaannya tidak membeda-bedakan karyawan difabel dengan karyawan lain. Beliau juga mengatakan bahwa OYPMK yang bekerja di tempat beliau rajin dan cepat belajar.

Tidak hanya kepada orang-orang di dalam perusahaannya beliau, Mbak Zukirah juga membangun pengertian kepada rekan bisnisnya. Jika ada para pelanggan yang merasa aneh dengan karyawan difabel yang bekerja sebagai kasir, beliau akan menjelaskan kepada pelanggan sehingga mereka mengerti dan turut membangun lingkungan yang ramah bagi karyawannya.

 

Lingkungan kerja yang ramah tidak hanya dari SDM yang berada di suatu perusahaan namun juga tempat kerja. Perusahaan yang merekrut karyawan yang memiliki disabilitas diharapkan menyiapkan bidang miring yang menghubungkan dua tempat dengan ketinggian berbeda. Karena, banyak dari OYPMK yang terserang saraf motoriknya. Selain itu diharapkan juga untuk menghindari pemasangan handle pintu yang berbentuk bulat karena akan menyulitkan karyawan OYPMK.

Salah satu keamanan yang harus dipersiapkan oleh perusahaan yang merekrut karyawan difabel adalah sepatu safety. Karena, OYPMK juga banyak yang menderita gangguan saraf tepi sehingga tidak bisa merasakan.

Tema yang dibahas di Talkshow KBR bersama NLR kali ini sangat bagus dan membuka wawasan bagi orang awam. Saya sendiri berharap agar program serupa juga semakin bisa diterapkan di seluruh Indonesia agar para OYPMK juga merasakan bisa mendapatkan kesempatan kerja yang setara.

 

Post a Comment

0 Comments