My Life As An Ingress Agent: Apa itu Ingress?

Made with PicsArt
Era 90an merupakan era peralihan di mata saya dan juga sekaligus era paling membahagiakan. Yang saya ingat masa kecil saya menghabiskan waktu dengan bermain macam-macam game. Iya game yang didefinisikan sebagai permainan. Baik itu permainan tradisional yang dimainkan secara berkelompok dengan tetangga ataupun teman sekolah dan juga game yang saat ini mengarah pada pengertian permainan yang mengharuskan pemainnya menghadap layar PC atau ponsel. Saya kebagian merasakan serunya bermain game tradisional sampai Sekolah Dasar, bahkan saat istirahat sekolah saya dan teman-teman sekelas biasa memainkan gobak sodor, benteng-bentengan, lompat tali, dan banyak permainan yang menguras energi lainnya. Atau kalau sedang tak ingin bermain yang harus mengeluarkan keringat, kami memilih bermain bola bekel di dalam kelas. Ya saya bahagia bisa mencicipi serunya bermain game tradisional.

Lalu kakak saya memperkenalkan saya pada game yang mulai kita kenal saat ini dan dimulai dari game di PC. Sampai saya dan kakak saya rajin menyambangi Hi Tech Mall Surabaya untuk mengupdate ada game terbaru apa yang bisa kami mainkan di PC. Bahkan bermain PlayStation(PS) juga di PC. Maklum lah saya bisa nge-game saja sudah bersyukur, tak minta macam-macam dibelikan PS segala. Aktivitas nge-game sudah menjadi kebiasaan tapi tak sampai jadi candu. Sampai akhirnya saya berhenti nge-game yang sampai membuat saya bisa seharian di depan PC saat kelas 2 SMP karena suatu insiden masuk rumah sakit, hahaha. Setelah itu tetap nge-game kalau lagi pengin atau pas ada teman datang ke rumah. Ya di kelas 2 SMP juga game mulai gampang dimainkan sewaktu saya sudah bisa beli ponsel sendiri. Yap, meski sederhana tapi di era itu game sederhana sudah bisa dimainkan dengan mudah di alat yang kita bawa kemana-mana, ponsel. Bahkan sampai perkembangannya sekarang di ponsel pintar sudah bisa memainkan macam-macam game yang grafiknya aduhai sekali. Sampai yang paling setia sekarang saya menjadi seorang agent Ingress dan sudah setahun lebih.

Apa itu Ingress?

Ingress
Ingress itu bukan merk sabun cuci piring yang sedang mencari 1001 agent (kalau joke ini gagal saya kasih bocoran lah, yang saya maksud adalah sabun sunlight haha). Ingress juga bukan perusahaan asuransi yang sedang gencar merekrut agent. Dan Ingress juga bukan instansi rahasia yang menyebut pekerjanya dengan sebutan agent. Ini hanya sebuah game sederhana yang menyenangkan dari sebuah perusahaan bernama Niantic. Nah Ingress ini merupakan game mass multiplayer – augment reality, yang artinya game ini dimainkan secara bersama-sama dengan menggabungkan unsur dunia maya ke dalam dunia nyata. Area bermainnya juga sangat luas, yaitu seluruh bumi ini. Jadi saat memainkannya kita harus bangkit dari tempat duduk dan menyalakan GPS di ponsel pintar lalu menemukan portal yang akan membawa kita melihat hal-hal baru atau hal yang kita lewatkan di sekitar kita. Kalau tertarik untuk bermain, kalian bisa mendownloadnya di playstore maupun app store. Selanjutnya kalian akan dihadapkan pada pilihan menjadi tim resistance atau enlightened. Jika memilih enlightened maka kita ada di tim yang sama dan jika memilih resistance kita menjadi lawan main. Dan jika kalian ingin tahu lebih lanjut bagaimana cara bermainnya ataupun cerita dibalik faction, saya menyarankan untuk mampir di halaman milik Catalystro karena di halaman saya ini tidak akan membahas tentang itu. Ah kan boros kata karena mengenang permainan masa kecil di atas, haha... sudah 500 kata tapi belum cerita banyak soal Ingress.




First Time

Jadi pertama kali saya mendengar kata-kata Ingress adalah dari sahabat-sahabat saya saat melakukan perjalanan berkemah di akhir September 2014. Setelah pulang berkemah saya jadi penasaran tentang apa yang mereka bicarakan. Iseng-iseng saya download di playstore, membuat codename ke-Korea-an akibat habis main mengubah nama menjadi nama Korea dengan memasukkan tanggal dan bulan lahir, haha.. jadinya arti codename itu adalah tanggal dan bulan lahir. Lalu saat dihadapkan memilih faction juga iseng memilih Enlightened. Pertama kali memainkannya saat menemani adik sepupu saya manggung dan sama sekali enggak tahu apa-apa, tahu-tahu udah level up ke level dua. Lalu ada yang memention saya di comm (tempat berkomunikasi antar agent) dan mengundang saya untuk masuk ke grup whatsapp. Masih ingat betul waktu itu yang memasukkan saya di grup WA adalah om @THOMZZ dan kehebohan baru saja dimulai. Rasanya hampir tersedak saat tau siapa saja yang ada di grup tersebut, berderet-deret nama yang saya kenal ada di sana. PWK Ruddin, PWK, Hud, PWK Sukron, haha... tidak lama kemudian mereka heboh karena saya masuk di grup WA Enl Surabaya. Omigot, sepertinya saya memang ditakdirkan untuk terus bersama sohib-sohib jenaka yang menyebalkan itu. Lalu saat agent @Cvertz sedang posisi di sekitar rumah, ya saya minta untuk diajari. Kursus singkat deploy, destroy, hack, dan glyph pun lancar. Lalu saat kumpul tipis-tipis di hari jum’at saya dapat kursus singkat lagi dari Ruddin aka @adipatikarna soal bagaimana membuat link dan cf. Setelah itu musti seneng apa sedih saya enggak tahu, soalnya leveling sampai ke level 8  sendirian sambil bersepeda pagi. Dibilang coyo ya ngenes juga, haha. Ah tapi enggak terlalu ngenes karena waktu itu #IngressYearTwo dan double AP jadinya mudah lah ya.

Akibat saya sering share kegiatan saya bermain Ingress di Plurk (seriously Ndah kamu masih main Plurk? IYA), beberapa orang teman saya di sana juga ikutan main. Tadinya sih ada Clau juga tapi sekarang tinggal Mas Gandhung dengan codename @gangeong (sekarang @JanPerson). Lalu yang lebih menyebalkan lagi ada Uda sohib saya yang diam-diam ikutan main dan salah pilih faction resistance dengan codename @kuan62. Berhubung dia sudah main jadi enggan pindah ke Enlightened. Akhirnya kami pun beda kubu tapi tidak mengurangi keakraban kami dalam bertengkar seperti biasanya. Haha...


Baiklah sekian perkenalannya, salam dari agent enlightened @EunWon. Sampai jumpa di cerita selanjutnya soal kehidupan saya sebagai agent.
My Current Level


Post a Comment

1 Comments