Sinergi Dayamaya Dan StartUp Kembangkan Potensi Ekonomi Daerah 3T


 


Sewaktu saya masih sering mengajak Si Suprawati, motor kesayangan saya untuk berjalan-jalan, saya pernah tersesat di suatu sudut Kabupaten Sleman yang punya kebun salak sangat luas. Di lain hari saya sedang bertugas lalu kembali tersesat di sudut Bantul yang sepanjang kiri dan kanan jalan banyak sekali gerabah. Iya benar, saya dan Suprawati banyak tersesat di Daerah Istimewa Yogyakarta karena kami Plat L.

 

Menemukan hal keren seperti itu tidak hanya terjadi saat saya  tersesat saja tapi saat sengaja juga pernah. Saat itu saya dan teman saya sengaja pergi menengok Kabupaten Sumenep di Pulau Madura. Pantai Lombang tepatnya. Pantai berpasir putih yang lautnya langsung menghadap ke Laut Jawa ini cantik sekali dengan hutan cemara udang. Namun pengunjungnya hanya sedikit meskipun hari minggu. Di lain kesempatan saya mengeksplorasi pulau-pulau kecil nan indah di Sumenep. Tak hanya itu, daratan Pulau Madura juga menyimpan banyak hidden gems.

 

Kemudian saya berpikir kalau di sekitar saya saja bisa banyak menemukan potensi ekonomi dan pariwisata yang menarik, itu berarti masih banyak lagi yang disimpan oleh daerah lain di Indonesia. Indonesia sendiri memiliki belasan ribu pulau dengan banyak suku yang bergam budayanya. Dapat dipastikan potensi yang bisa diangkat juga banyak.

 

Termasuk dengan daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), potensi ekonomi yang dimiliki harus dikembangkan. Oleh karena itu pemerintah melaluii Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika melaksanakan Program Dayamaya.

 

Program Dayamaya ini menggandeng para pelaku Stratup eCommerce, Komunitas, Kelompok Masyarakat dan UMKM digital untuk bisa bersama-sama mengembangkan potensi serta membuat solusi yang tepat guna bagi masyarakat di daaerah 3T.

 

Pengembangan ekonomi dengan memaksimalkan potensi yang ada di daerah 3T merupakan hal yang penting. Jika negara diibaratkan rumah, daerah terdepan yang berbatasan dengan negara lain adalah seperti teras dan halaman. Halaman rumah biasanya akan dibuat sebagus dan seaman mungkin untuk mencerminkan keadaan yang baik di dalam rumah. Namun nyatanya daerah terdepan dan terluar negara kita banyak mengalami ketertinggalan.

Saat ini sudah ada 18 inisiatif dan startup yang dibina oleh Program Dayamaya. Dari jumlah tersebut ada tiga yang sudah berkontribusi di masyarakat, yaitu Atourin, Cakap, dan Jahitin.

 

Atourin adalah perusahaan teknologi yang memiliki konsentrasi di sektor pariwisata. Atourin menyediakan jasa dan layanan baik online maupun offline. Kontribusi Atourin dalam mengembangkan potensi ekonomi daerah 3T adalah dengan mengadakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata. Seperti yang dilakukan tahun 2019 lalu, Atourin melalui Program Dayamaya menyelenggarakan pelatihan tersebut di Natuna.

 

dayamaya
Atourin.com

Seperti yang kita tahu bahwa pariwisata merupakan industri multisektor yang dapat menghidupkan banyak sektor lainnya di daerah tersebut. Jadi saat pandemi seperti sekarang, industri pariwisata yang juga terkena dampak akan berpengaruh juga ke sektor-sektor lain.

 

Dari keadaan tersebut Atourin mengadakan pelatihan daring kepada para pemandu wisata untuk membuat tur virtual. Apalagi tour virtual ini bisa dimanfaatkan dalam waktu yang lama, bukan hanya saat pandemi.

 

Berbicara mengenai pariwisata dan para pemandu wisata pasti tidak lepas dari soal kemampuan berbahasa asing. Untuk itu Cakap hadir selaras dengan Atourin untuk mengembangkan pariwisata. Cakap  merupakan platform online untuk belajar bahasa asing.

 

Cakap

Cakap melalui Program Dayamaya pada tahun 2019 telah mengadakan digital assessment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan ini diikuti peserta setingkat pelajar SMA sebanyak 250 orang.

 

Pelatihan bahasa asing yang diselenggarakan oleh Cakap menggunakan standarisasi CEFR ( The Common European Framework of Reference for Languages). Pelatihan bahasa asing secara daring ini diisi oleh guru Bahasa Inggris asing.

 

Kemampuan berbahasa asing terutama Bahasa Inggris ini dapat menjadi faktor yang memengaruhi keberlanjutan pariwisata. Oleh karena itu memang penting sekali menyediakan jasa pemandu wisata ataupun melatih masyarakat di daerah wisata dengan bahasa asing sehingga bisa menarik wisatawan mancanegara.

 

Kalau ke daerah wisata selain mencari pengalaman baru untuk rekresi, setelahnya kita pasti mencari souvenir sebagai oleh-oleh maupun kenang-kenangan yang bisa mengingatkan kita akan tempat tersebut. Program Dayamaya bersama Jahitin  berusahan mengembangkan potensi ekonomi daerah 3T dengan kemampuan menjahit SDM di Provinsi NTT.

 

Jahitin

Jahitin mengadakan workshop untuk mengolah limbah kain tenun menjadi produk yang bernilai jual lebih. Seperti yang kita tahu Sumba Barat dan Sumba Barat Daya memiliki potensi ekonomi berupa kain tenun. Jahitin mengadakan pelatihan kepada penjahit untuk membuat pillow cushion dari limbah kain tenun tersebut.

 

Sedangkan pada masa pandemic seperti ini, kebutuhan masker kain meningkat drastis. Jahitin bersama BAKTI dan Kementerian Desa dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal mengadakan pelatihan menjahit masker kain yang sesuai dengan standar kesehatan. Dan hasilnya para penjahit di Sumba berhasil mendapatkan order 5000 masker kain.

 

Program Dayamaya bersama startup binaannya telah melakukan banyak pelatihan dan program yang bersinergi untuk mengembangkan potensi ekonomi di daerah 3T. Program-program yang dilakukan ini bisa mempercepat pembangunan daerah 3T terutama yang berbasis ekonomi digital. Dalam jangka panjang juga berguna bagi pariwisata berkelanjutan.

 

 

 

 

Post a Comment

1 Comments

  1. Pengin coba nih yg virtual tour, meskipun sensasinya beda kalau datang sendiri, usaha biar sektor wisata tetap menggeliat

    ReplyDelete