3 Hari 2 Malam Di Hat Yai, Thailand: Liburan Keliling Naik Motor


 

 

Halo teman-teman yang mungkin baru baca blog dan tulisan ini. Kali ini saya nulis tentang kelanjutan dari Pertama Kali Ke Thailand Naik Kereta Api. Yang sebenarnya perjalanan ini saya lakukan di Bulan April tahun 2019. Semoga saja infonya bisa membantu kalian yang mau ke Hat Yai.

 

Tanggal 20 April hampir tengah hari sejak saya menyelesaikan urusan membeli SIM card  dan menyewa motor untuk liburan selama 3 hari 2 malam di Hat Yai, Thailand. Setelah itu saya dan teman saya langsung mengendarai motor menuju ke hotel yang sudah kami booking sebelumnya. Kami menginap di Genting Hotel. Untuk harga sewa motor dan juga harga hotel bisa dibaca di tulisan Backpacking Ke Malaysia Dan Thailand Di Bawah 2 Juta Rupiah.

 

Day 1 (20 April 2019)

 

Hari pertama di Hat Yai saya gunakan untuk tidur dan makan, hahaha. Serius. Pertama karena setelah sampai hotel, badan baru terasa pegal bukan main. Penyebabnya tidak lain tidak bukan adalah karena drama perjalanan kereta api, jalan kaki dari Malaysia ke Thailand ditambah dengan kondisi hari pertama datang bulan. Rasanya remuk redam badan ini.

 

Ke-dua karena Genting Hotel ini super duper nyaman meskipun harga per-malamnya hanya 200 ribuan rupiah saja. Kamarnya bersih dan luas dengan twin bed, kamar mandinya bersih dan terawat dengan peralatan yang lengkap, televisi, wifi super kencang, dan ada kulkas mini.

 


Jadi setelah sampai saya langsung mandi dan mencuci pakaian yang sekiranya butuh dicuci agar di dalam tas tidak terlalu banyak menyimpan pakaian kotor. Apalagi dengan kondisi datang bulan ditambah terkena terik matahari Hat Yai. Setelah mandi dan mencuci saya akhirnya merebahkan punggung di kasur yang nyaman. Tidur sampai agak sore.

 

Kulineran Di Hat Yai

 

Khlong Hae Floating Market

 

Khlong Hae Floating Market ini berlokasi di Khlong Hae, Hat Yai, Songkhla Thailand. Pasar terapung ini benar-benar terletak di pinggir sungai. Tempat ini buka dari hari Jumat sampai Minggu pukul 1:00 PM hingga 8:00 PM. Selain pedagang makanan yang berderet di atas perahu, di bagian lain juga ada pasar malam yang menjual aneka makanan.

 

Saya waktu itu ke berkendara naik motor berbekal google maps. Jaraknya dari Genting Hotel tidak cukup jauh. Setelah sampai di sana saya memarkirkan motor di area Wat Khlong Hae lalu berjalan kaki melewati jembatan. Suasana sorenya sangan nyaman, familiar dengan di sini, banyak pengunjung lokal maupun asing, dan orang-orang lokal banyak menjajakan makanan ditambah dengan adanya kelompok anak muda yang busking menunjukkan kebolehan suara dan bermusik mereka.

 

Saya langsung menuju area pinggir sungai dan melihat-lihat makanan apa saja yang mereka jajakan. Makanan khas Thailand seperti tom yum, pad thai, aneka sate, thai tea, hingga boga bahari yang saya tidak tahu namanya ada di sana. Tempat ini cukup ramai namun tidak sampai menimbulkan kerumunan yang berdesakan.

 

Saya membeli pad thai dengan udang yang besar, sate-satean, dan minum thai tea yang enak plus murah banget. Masing-masing makanan yang saya beli harganya tidak lebih dari 20 ribu rupiah. Rasanya menyenangkan menikmati makanan sambil melihat hiruk pikuk orang-orang dengan latar belakang matahari terbenam yang cantik.

 

ASEAN Night Bazaar

 

Tujuan selanjutnya di hari pertama adalah ASEAN Night Bazaar. Tempat ini merupakan pasar yang cukup besar yang menjual aneka kebutuhan seperti baju, kosmetik, mainan dan lain sebagainya. Namun tujuan kami adalah lantai 2 pasar yang penuh dengan makanan.

 

Karena di Khlong Hae Floating Market tadi kami tidak makan banyak, jadinya di sini kami ingin makan sesuatu yang mengenyangkan, yaitu nasi. Hehehe .. Di Hat Yai saya sering menjumpai menu ini. Di pinggir jalan, depan pasar, di stasiun, maupun di area food court seperti sekarang. Menunya yaitu ayam goreng dengan nasi berbumbu seperti nasi biryani. Ayam gorengnya juga sangat khas, rasanya manis gurih, lembut namun digoreng dengan baik.

 

Banyak wisatawan maupun warga lokal yang datang untuk makan sekaligus nongkrong bersama keluarga dan teman-teman. Sama seperti di lokasi sebelumnya, di sini tidak kalah menarik pilihan makanannya.

 

Setelah itu kami duduk-duduk sebentar dan langsung kembali ke hotel untuk beristirahat karena esok hari kami harus ke pantai dengan jarak 30 kilometer. Namun sebelumnya kami mampir ke Seven Eleven di depan hotel untuk beli camilan dan stok air.

 

Day 2 (21 April 2019)

 

Hari ke-dua di Hat Yai, Thailand, kami manfaatkan semaksimal mungkin. Karena hari ini adalah hari terakhir kami menyewa sepeda motor. Kami pergi ke destinasi sejauh 30 KM dari Hat Yai, yaitu Samila Beach. Kami berangkat pagi-pagi sekali sekitar pukul 6 dengan mengendarai sepeda motor.

 

Wat Laem Pho

 

Wat Phranon Laem Pho ini terletak di daerah bernama Ko Yo Island. Karena sejalan dengan Samila Beach, jadi kami berkunjung ke sini terlebih dahulu. Untuk menuju pulau ini kita cukup melewati jembatan. Dan dari atas jembatan bisa telihat patung Buddha tidur.

 

Saya sampai di sini saat belum buka. Tapi bisa masuk dan berkeliling. Pemandangan ke seluruh perairan dari pinggir temple  ini sangat indah. Saya tidak seberapa tahu suasana tempat ini saat banyak pengunjung tapi saya sangat merekomendasikan untuk berkunjung ke sini karana suasana sakralnya dan pemandangannya yang indah.

 

Samila Beach

 

Pantai Samila terletak di Mueng, Songkhla, Provinsi Songkhla, Thailand bagian selatan. Sebenarnya pantai ini sangat popular dan dipastikan menjadi salah satu tujuan para turis yang singgah ke Hat Yai. Songkhla dan Hat Yai sendiri bersebelahan dan berbatasan langsung dengan Malaysia.

 

Di pantai ini kita bisa melihat matahari terbit, namun karena saya menginap di Hat Yai yang jaraknya sangat jauh jadi tidak bisa menikmatinya. Pesona utama Pantai Samila adalah The Golden Mermaid atau patung Putri Duyung keemasan.

 

Selain menjadi incaran para turis untuk berfoto, ternyata patung ini menyimpan mitos dan juga cerita legenda yang dipercaya oleh rakyat setempat. Mitosnya jika kita menyentuh bagian dada dari patung ini, suatu saat kita akan bisa kembali berkunjung ke sana.

 

Sedangkan legenda The Golden Mermaid ini dikisahkan dalam karya sastra Thailand pada tahun 1809. Dikisahkan di Pantai Samila ada Putri Duyung yang sedang duduk di batu besar dan meyisir rambutnya menggunakan sisir emas. Putri Duyung tersebut kaget karena ada nelayan yang melihatnya. Karena terburu-buru pergi, sisir emasnya pun tertinggal. Sang nelayan menunggu Putri Duyung itu untuk mengembalikan sisirnya tapi ia tidak pernah terlihat lagi.  Lalu untuk mengabadikan legenda tersebut, pada tahun 1966 dibangun patung The Golden Mermaid yang terbuat dari perunggu. Sampai sekarang patung tersebut tetap kokoh.

 

Keliling Songkhla Old Town

 

Saya hanya mengelilingi Songkhla Old Town menggunakan sepeda motor tanpa mampir berfoto. Padahal banyak bangunan menarik dengan cerita di dalamnya. Selain bangunan tua yang cantik, dinding-dinding rumah di sini juga dihiasi mural yang menambah daya tariknya.

 

Jika punya banyak waktu setelah dari Pantai Samila, saya sangat menyarankan untuk mengunjungi Songkhla Old Town dan berfoto di sana. Lebih bagus lagi jika kita memahami sejarah yang ada di sana. Letaknya juga di pinggir perairan yang mengahadap ke Ko Yo Island.

 

Prince of Songkla University

 

Setelah dari Pantai Samila dan dalam perjalanan kembali ke Hat Yai, saya dan teman saya ingin mengunjungi salah satu institusi perguruan tinggi di Songkhla, Yaitu Prince of Songkla University. Menurut informasi yang saya baca, universitas ini adalah salah satu perguruan tinggi negeri di Thailand.

 

Untuk masuk ke area kampus kita harus menunjukkan kartu identitas, behubung kami bukan mahasiswa maupun warga negara sana, jadi saya tunjukkan paspor saya. Keamanan untuk memasuki universitas ini sangat ketat. Universitas ini sangat luas dengan pemandangan dataran tinggi Hat Yai. Di dalam sana juga ada danau alami yang sangat luas yang di sekitarnya juga menjadi habitat dari monyet liar. Ternyata beberapa perguruan tinggi di Indonesia juga bekerja sama dengan  Prince of Songkla University.

 

Kim Yong Market

 

Kim Yong Market ini sangat terkenal di antara para turis tapi menurut saya pasar ini adalah pasar tradisional bukan tourism market. Namun bagi saya, berkunjung ke Kim Yong Market tetap menyenangkan. Saya membeli beberapa Thai Tea di sini untuk dibawa sebagai oleh-oleh.

 

Makanan lain seperti bumbu tom yum, buah kering, dan beberapa makanan ringan sebagai oleh-oleh juga tersedia di sini. Namun sayangnya di sini saya tidak menemukan suvenir yang bisa dijadikan oleh-oleh. Di bagian lain pasar ini bisa kita temukan kios-kios elektronik, buah segar, sampai makanan.

 

Saya juga memutuskan untuk makan siang di pinggir pasar ini. Dengan menu nasi ayam yang murah dan porsi besar. Dan tidak lupa Thai Tea yang ukuran besar dengan harga tidak sampai 10 ribu rupiah.

 

Untuk parkir sepeda motor di Kim Yong Market ini saya sebenarnya agak bingung karena tidak ada tempat parkirnya. Jadi saya parkir di depan kios bagian luar pasar. Yang saya takutkan saat parkir adalah ditilang polisi, atau tiba-tiba muncul kang parkir terus tidak tahu harus memberi uang parkir berapa. Hahaha ternyata semua yang saya takutkan tidak terjadi.

 

 

Wat Hat Yai Nai

 

DI Hat Yai ini ada dua patung sleeping Buddha, kalau paginya saya berkunjung yang ada di Ko Yo Island. Maka siangnya saya berkungjung yang terletak di dekat pusat kota Hat Yai, yaitu Wat Hat Yai Nai. Wat Hat Yai Nai ini merupakan rumah dari Phra Phutta Hattha Mongkhon, patung reclining Buddha terbesar ketiga di dunia.

 

Untuk menemukan lokasi ini mudah sekali menggunakan google maps. Karena dekat dengan pusat kota, menuju lokasi ini bisa menggunakan kendaraan umum seperti tuk-tuk.

 

Central Mosque of Songkhla

 

Setelah dari Wat Hat Yai Nai, saya dan teman saya kembali sebentar ke hotel untuk istirahat dan mandi serta menaruh belanjaan yang kami beli di Kim Yong Market. Sekitar selepas sholat ashar waktu setempat, kami pergi ke Central Mosque of Songkhla.

 

Kalau di Indonesia mungkin bakalan disebut Masjid Agung Songkhla kali ya? Nanti akan saya drop lokasi masjidnya di maps. Masjid ini sangat besar dan luas. Dari depan terlihat seperti bangunan Taj Mahal dengan kolam. View matahari senja di masjid ini sangat cantik. Bagi yang muslim, jangan lewatkan untuk mengunjungi Central Mosque of Songkhla.

 

Central Festival

 

Central Festival adalah pusat perbelanjaan alias mall di Hat Yai. Tidak terlalu besar dan tidak ada yang istimewa sebenarnya. Di bagian luarnya terdapat food court yang biasanya digunakan untuk akamsi Hat Yai nongkrong. Saya sempatkan untuk masuk dan melihat-lihat suasana mallnya, ternyata sama saja dengan Tunjungan Plaza Surabaya. Yang berbeda adalah banderol harga yang menggunakan THB, hehe..

 

Sebenarnya mampir ke sini sih karena hanya ingin tahu bagaimana rupa dan bentuk mall di Hat Yai, Thailand. Jadilah setelah mengembalikan sepeda motor yang kami sewa, kami naik Grab mobil untuk menuju ke Cetral Festival.

 

Day 3 (22 April 2019)

 

Pulang...

Hari ke-tiga di Hat Yai adalah hari kepulangan kami untuk kembali menuju Penang, Malaysia. Pagi-pagi sekali kami menuju ke Stasiun Kereta Api Hat Yai untuk mengejar kereta pertama menuju Padang Besar, perbatasan Malaysia-Thailand.

 

Dari Genting Hotel menuju stasiun, kami menggunakan Grab mobil. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di stasiun. Proses pembelian tiket juga tidak ribet. Dan pemandangan yang lazim sekali kalau melihat turis asing di stasiun ini. Meskipun begitu suasananya tidak begitu crowded.

 

Perjalanan menuju Padang Besar juga hanya butuh waktu sekitar satu jam. Setelah itu kami melewati imigrasi di dalam bangunan Stasiun Padang Besar yang ada di Malaysia. Proses imigrasi juga lancar dan setelah itu resmi sudah perjalanan saya di Thailand berakhir kali ini.

 

Setelah itu saya berganti kereta yang akan membawa saya ke Penang, Malaysia. Menyeberang menggunakan ferry ke Pulau Penang, lalu melanjutkan perjalanan menikmati keseruan di Penang, Malaysia.

 

Baiklah, tulisan ini bersambung di sini. Tulisan selanjutnya adalah tentang perjalanan kami selama di Penang, Malaysia. Semoga tulisan saya kali bermanfaat. Jika ingin berbagi maupun bertanya tentang perjalanan di Hat Yai, Thailand, teman-teman bisa menuliskannya di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih telah membaca tulisan kali ini.

Post a Comment

1 Comments

  1. Wiiihh mantap mbak Indah Eunwon Enl... ning Thai kunu deploy, hack gak mbak ����

    ReplyDelete